Kamis, 22 Oktober 2020

MENGAJAR DAN MENGEJAR CITA-CITA DI MASA PANDEMI


Menabur Semangat Berkarya 

Bersama Teknologi Pembelajaran

Situasi telah mengajarkan banyak hal disaat semua berubah. Beranjak dari aktivitas rutin tatap muka di kelas, menghadapi situasi yang menuntut para pengajar untuk belajar banyak hal terhadap pentingnya teknologi. Kondisi itu terjadi pada masa pandemi covid-19 saat ini.

Keadaan telah mengajarkan arti penting teknologi, sehingga ada rasa ditertawakan oleh situasi yang menuntut segera siapkan “amunisi” berbagai aplikasi proses pembelajaran. Jadi ingat pepatah yang menyatakan: No one is too old to learn (tidak ada yang terlalu tua untuk belajar).

Semangatku muncul menghadapi tuntutan yang mendesakku untuk banyak belajar. Pandemi covid-19 menuntutku memahami banyak aplikasi sehingga aku harus belajar menghadapi situasi kegiatan belajar mengajar melalui daring dan luring. Aplikasi yang baru saja kupelajari, harus segera aku gunakan dan kuaplikasikan kepada peserta didikku. Sungguh perjuangan yang melelahkan menghadapi situasi baru ini.

Aku tak pernah berfikir berharap sebuah penghargaan dalam lelah menghadapi proses pembelajaran saat ini, baik melalui daring maupun luring. Tidak pernah terbayangkan disaat satu minggu pertama kegiatan belajar mengajar aku lakukan dengan memanfaatkan berbagai aplikasi yang serba asing bagiku, ternyata semua kuawali tak ada satupun yang efektif. Muncul perasaan sedih dan putus asa, disaat baru mengupload bahan ajar melalui whatsapp, kemudian berpindah ke zoom meeting, lalu menjelaskan materi pelajaran. Ternyata yang aku lakukan tak semudah yang kubayangkan, karena hanya separuh peserta didik saja yang bersua denganku, sedangkan separuhnya tertinggal karena tidak pernah mengerti menggunakan aplikasi whatsapp, zoom meeting, scholoogy, dan google meet, bahkan classroom.

Awalnya kudapati wajah ceria peserta didikku yang bisa bersua didunia maya melalui zoom meeting. Namun selanjutnya yang tersisa adalah peserta didikku sudah mulai tak mampu belajar efektif, karena tak memiliki pulsa data, orangtua peserta didik sudah mulai banyak yang mengeluh dikarenakan biaya hidup melebihi dari biasanya, dan banyak permasalahan lainnya yang tak mungkin kusampaikan satu persatu.

“Sabar Tak Ada Batasnya” inilah ungkapan yang harus kusampaikan. Kebimbanganku bukanlah tanda putus asaku, bahkan semangatku kutransfer buat peserta didikku agar merekapun berjuang meraih cita-citanya sebagaimana aku berjuang mengajarkan materi pelajaran ditengah kesulitanku beradaptasi di masa pandemi covid-19.

Perlahan satu persatu aplikasi kupelajari yang membuatku menjadi banyak belajar demi peserta didikku. Sesuatu yang tak pernah terbayangkan olehku, harus mengikuti berbagai macam jenis pelatihan dengan cara daring. Bayangkan, dari satu pelatihan ke pelatihan lain semua kuikuti hanya untuk beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi dalam situasi baru proses pembelajaran. Yakni mengikuti pelatihan untuk mengajar secara online, seperti pelatihan mengajar melalui whatsapp, zoom meeting, schoology, google meet, youtube dan  google classroom, serta filmora, hingga kuperoleh sertifikat online.

Terbuka semua asaku membimbing peserta didikku berkat teknologi berbagai aplikasi yang selama ini tak kukenal. Whatsapp tadinya hanyalah kuanggap sebagai aplikasi chatting untuk bersenda gurau, akan tetapi sekarang whatsapp mengajarkanku bagaimana memberikan bahan ajar dari materi pelajaran. Kemudian youtube tadinya hanyalah kuanggap sebagai tempat untuk menonton video yang menghibur saja, akan tetapi sekarang youtube kugunakan untuk mengupload video pembelajaran. Video materi pembelajaran tersebut kubuat melalui aplikasi filmora yang kudapatkan dari hasil pelatihan secara online.  

Pertemuan tatap muka juga kulakukan, agar kerinduan melihat wajah-wajah ceria peserta didikku tak terabaikan, maka kugunakan aplikasi zoom meeting, dan google meet untuk menjelaskan materi pelajaran, sambil bersenda gurau, memberikan pretest dan postest hasil belajar peserta didikku melalui pembelajaran luring.

Peserta didikku mulai bosan. Kebosanannya kutawarkan permainan pembelajaran melalui aplikasi online seperti www.proprofs.comProprofs merupakan aplikasi berbasis web yang memberikan permainaan teka teki silang, sehingga kubuatlah teka teki silang materi pelajaranku. Peserta didikku kembali senang dan bersemangat. Selanjutnya kuajak seluruh peserta didikku mengenal aplikasi lainnya dalam pembelajaran. Satu persatu mulai terbuka wawasan dan kemampuannya, muncul semangat dan kreativitas peserta didikku dalam belajar. Kami mulai berselancar indah dengan teknologi pembelajaran.

Tadinya pembelajaran tatap muka merupakan hal yang sangat luar biasa kurasakan dengan berbagai metode dan pendekatan pembelajaran yang digunakan agar aktivitas peserta didik bisa lebih baik dalam belajar. Bisa dibayangkan kesulitan belajar mereka, yakni ketika tatap muka langsung dengan gurunya bisa dibimbing langsung agar ditemukan solusinya disaat yang tepat sehingga peserta didik merasakan kedekatan dan kenyamanan belajar.

Oleh karena itu, situasi pandemi covid-19 yang tadinya dirasakan peserta didik terbatas aktivitasnya. Namun dengan adanya teknologi berbagai aplikasi yang berkembang saat ini, banyak hal yang mampu menyemangati kami dalam kegiatan belajar mengajar.

Akhirnya “Sabar Tak Ada Batasnya” jika setiap kita terus berusaha dan berjuang memenuhi pikiran kita dengan hal-hal yang positif. Teruslah torehkan tinta emasmu wahai pejuang pendidikan demi mewujudkan cita-cita peserta didikmu. (bw/10/20)

Wallau'alam Bishawab

#PGRI
#KOGTIK
#EPSON 
#KSGN

Popular Posts